• Beranda
  • Penyakit
  • Rawan Terjadi saat Berhubungan Seksual, Seperti Apa Penis Patah pada Pria?

Rawan Terjadi saat Berhubungan Seksual, Seperti Apa Penis Patah pada Pria?

Rawan Terjadi saat Berhubungan Seksual, Seperti Apa Penis Patah pada Pria?
Credit: Freepik

Bagikan :


 

Biasanya, istilah fraktur atau patah tulang hanya terjadi untuk organ tubuh yang memiliki tulang. Namun pada pria, seseorang dapat mengalami fraktur penis ketika berhubungan seksual atau karena cedera. Bagaimana sebenarnya kondisi “penis patah” pada pria?

 

Apa Itu Penis Patah?

Penis patah atau yang dikenal dengan istilah fraktur penis adalah kondisi yang mungkin terjadi pada pria. Meskipun disebut penis patah, namun sebenarnya tidak ada tulang yang patah dalam kondisi ini karena penis tidak memiliki tulang.

Penis berbentuk tabung, berisi jaringan seperti spons yang terisi darah dan membuat penis menjadi keras. Silinder ini bernama corpora cavernosa yang berbentuk seperti tabung di kedua sisi alat kemaluan yang terisi darah saat ereksi. Kolom ini ditutupi lapisan pelindung yang disebut tunika albuginea. Jika penis yang membesar dibengkokkan secara tiba-tiba dengan kekuatan keras dan merusak lapisan pelindung tunika albuginea, maka Anda dikatakan mengalami penis patah.

Penis patah merupakan kondisi darurat dan perlu segera mendapat perawatan medis. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan Anda mengalami gangguan seksual secara permanen.

 

Penyebab Penis Patah

Dilansir dari Cleveland Clinic, penyebab utama penis patah adalah adanya tekanan mendadak pada penis sehingga bagian tunica albuginea menjadi patah. Beberapa situasi yang dapat menyebabkan penis patah di antaranya:

  • Pembengkokan penis saat berhubungan seksual, baik dalam hubungan seks vaginal maupun anal
  • Masturbasi berlebihan
  • Adanya cedera atau pukulan tajam ke penis yang sedang ereksi

 

Gejala Penis Patah

Robeknya bagian tunica albuginea menyebabkan darah yang berada dalam ruang ini bocor ke jaringan lain. Akibatnya, Anda akan merasakan beberapa gejala berikut:

  • Pendarahan dari penis
  • Terdengar suara patahan atau retak seperti “krak” yang kuat
  • Batang penis tampak memar, berwarna keunguan hingga kehitaman
  • Penis membengkak dan nyeri yang hebat
  • Sulit buang air kecil
  • Penis kehilangan ereksi

Pada beberapa kondisi, patah penis juga dapat menyebabkan cedera pada uretra sehingga Anda akan merasakan keluarnya darah dari saluran kencing. Tanda ini termasuk kondisi darurat sehingga sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Penanganan Penis Patah

Sebelum melakukan penanganan pada penis patah, dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui seberapa parah cedera pada penis. Pemeriksaan yang dibutuhkan dapat berupa pemeriksaan riwayat kesehatan, tes rontgen, USG dan MRI. Pada beberapa kasus, pasien juga dapat diminta tes urine untuk melihat apakah cedera penis patah memengaruhi uretra.

Setelah mendapat gambaran cedera penis patah, dokter biasanya akan melakukan operasi untuk mengembalikan kondisi penis. Dokter akan menjahit luka robekan pada tunica albuginea atau bagian lain yang cedera. Biasanya operasi ini tidak memakan waktu lama, namun membutuhkan pemulihan hingga 2-5 hari. Pasien yang baru saja melakukan operasi akibat penis patah diimbau untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 1 bulan hingga benar-benar pulih.

Pada kondisi tertentu, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan hormonal untuk mengurangi ereksi. Dengan perawatan yang tepat, pemulihan diharapkan berjalan lebih cepat sehingga penis dapat kembali berfungsi dengan normal.


Penis patah merupakan kondisi serius yang perlu mendapat perawatan medis. Apabila Anda mengalami gejala penis patah, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar segera ditangani.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 13:13